Menggunakan Komik untuk Mengajarkan Pengelolaan Keuangan
Oleh Alderman Jason
Selama puluhan tahun, jutaan anak dengan setia mengikuti petualangan tokoh-tokoh pahlawan super dari komik favorit mereka, seperti Spider-Man dan The Avengers – kadang hingga usia dewasa mereka. Walau sering dianggap sebagai sekedar hobi atau pelarian ke dunia penuh fantasi, komik bisa menjadi sarana pendidikan– seperti mengajarkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan, menunjukkan yang benar dan salah, atau mengajarkan anak cara membaca.
Pengelolaan keuangan adalah salah satu hal penting yang memang subjek pelajaran yang membosankan, sesuatu yang ingin diajarkan orang tua pada anaknya, namun terkadang dihindari – mungkin karena orang tua merasa tidak cukup tahu banyak tentang hal tersebut, atau khawatir akan ada rahasia keluarga yang harus diceritakan. Saya sendiri adalah orang yang dibesarkan di keluarga yang tidak pernah mendiskusikan keuangan, jadi saya paham betul dan mengetahui bahwa menunda mempelajari pengelolaan keuangan hingga lulus sekolah atau "terjun" di dunia nyata adalah hal yang tidak produktif – dan bisa berakibat fatal dan merugikan.
Salah satu cara untuk memperkenalkan pada anak konsep-konsep dasar keuangan dengan cara yang menyenangkan bagi anak, perusahaan tempat saya bekerja: Visa Inc. baru-baru ini berkolaborasi dengan Marvel Comics untuk menggarap sebuah buku komik berjudul: Avengers: Saving the Day (Avengers: Menyelamatkan Bumi). Komik ini mengisahkan bagaimana para pahlawan super, termasuk Spider-Man, Iron Man, Thor, Hulk dan Black Widow, berjuang mencegah dan membekuk pelaku perambokan bank oleh musuh bebuyutan mereka, Mole Man, sambil mempelajari hal-hal berharhga tentang mengelola keuangan pribadi mereka.
Idealnya, anak-anak mengembangkan keterampilan pengelolaan keuangan yang mereka butuhkan di usia dewasa – seperti memiliki rekening tabungan, mengelola pembelanjaan dengan uang saku/gaji dan kartu kredit, atau membayar tagihan-tagihan. Tapi kenyataannya, walau produk-produk dan permasalahan-permasalahan keuangan makin berkembang dan kompleks, generasi muda tidak siap menghadapi dunia nyata dan keharusan mengelola keuangan sekepas mereka lulus bangku sekolah atau kuliah.
Di sinilah komik edukatif semacam Avengers: Saving the Day mengambil peran. Editor Marvel Comics Bill Rosemann mengatakan, "Dalam dunia yang tidak pasti ini, memahami cara menabung dan membuat anggaran dari uang yang sudah susah payah Anda cari adalah salah satu kunci kesuksesan seseorang. The Avengers bukan hanya para pahlawan super terhebat du dunia, tapi juga paham tentang kesehatan keuangan. Apalagi, kemampuan Iron Man untuk mengelola kekayaan di Stark Enterprises bukannya muncul tiba-tiba, dan Spider-Man pun menyadari, tidak perlu jadi miliarder untuk bisa menabung."
Avengers: Saving the Day dikembangkan oleh tim penulis cerita dan ilustrator terbaik dan terkenal dari Marvel Komik dan tersedia secara gratis, baik edisi cetak dan online yang bisa diunduh di situs Practical Money Skills ( www.practicalmoneyskills.co.id )., situs ini adalah sumber referensi online tentang pengelolaan keuangan yang digarap oleh Visa. Di Indonesia Visa bekerja sama dengan Asosiasi Kartu Kredit Indonesia, Bank Indonesia, Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia.
Komik ini sudah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia dan disertai dengan panduan pelajaran untuk para pengajar yang cocok diterapkan bagi anak usia SD Kelas 2 hingga SMP Kelas 1.
Buku komik bukanlah satu-satunya format edukasi pengelolaan keuangan yang menyenangkan bagi anak. Berbagai studi menunjukkan bahwa komponen-komponen penting dari sebuah video game yang baik – adanya interaksi, hadiah, motivasi dan penentuan tujuan – bisa bermanfaat jika diterapkan untuk mengedukasi anak-anak di era modern, hi tech dan global seperti sekarang, dibandingkan menggunakan cara-cara pembelajaran tradisional yang sering kita temui di kelas-kelas.
Bahkan menurut Mega Survey Indonesia Hottest Insight yang dilakukan Kelompok Kompas Gramedia mengungkapkan bahwa anak-anak usia Kelas 1-3 SD menyukai/mengidolakan tokoh-tokoh kartun, sedangkan mulai anak usia Kelas 4-6 SD mulai mengidolakan selebriti atau tokoh nyata. Anak-anak Indonesia haus akan informasi yang sudah akrab bersentuhan dengan gadget dan teknologi, tiap kali mengakses internet, yang mereka cari adalah game. Sementara, di saat bersamaan, mereka adalah penyebar informasi, sehingga mereka adalah pemberi pengaruh bagi keluarga dan teman-temannya.
Salah satu contoh lain adalah penggunaan Financial Football, sebuah permainan online yang mengkombinasikan struktur dan peraturan pertandingan dari Liga Nasional Sepakbola Amerika yang disertai dengan ratusan pertanyaan dengan berbegain tingkat kesulitan yang dirancang untuk menguji pengetahuan keuangan para siswa ( www.financialfootball.com ).
Disaat mereka tertarik dan memahami apa yang mereka pelajari, mereka tidak segan-segan menyebarluaskan informasi dan pengetahuan mereka kepada keluarga dan temannya.
Intinya: anak-anak bisa belajar lebih baik saat imajinasi mereka dilibatkan, jadi cari dan gunakanlah buku-buku komik, game, dan permainan edukatif untuk melengkapi sarana belajar lain yang lebih tradisional.
Artikel ini dimaksudkan untuk memberikan informasi umum dan tidak dianggap sebagai nasihat hukum, pajak dan keuangan. Sebaiknya Anda mengkonsultasikan kepada penasihat pajak dan keuangan tentang peraturan-peraturan yang berlaku untuk situasi Anda dan tentang situasi keuangan Anda.
<< kembali ke Artikel